Kisah Sa’ad Bin Mu’adz yang Mengguncang ‘Arsy

Source: amazon.com

Kisah Sa’ad Bin Mu’adz di dalam Islam

Sa’ad bin Muadz – Sa’ad Bin Mu’adz adalah sahabat Anshor yang telah memberikan
banyak kontribusi dalam perkembangan awal Islam di tanah Yastrib. Bahkan,
beliau menjawab dengan lantang untuk membela Rasulullah Saw, tak kala Nabi Saw
mengabari tentang penyerangan kaum Quraisy, di tanah Badar.

Banyak prestasi yang beliau raih, meski beliau hanya
berjuang selama 7 tahun. Mulai dari perjuangan di awal penyebaran Islam di
tanah Yastrib, hingga keputusan beliau tentang Bani Quraizah, yang berkhianat
kepada umat Muslim.

Dalam suatu riwayat diceritakan; jika pada perang Khandaq,
mata Sa’ad bin Mu’adz terkena tombak yang dilemparkan Hayyan bin Arqah.
Kemudian beliau telah dirawat di Masjid Nabawi, karena Rasulullah Saw yang
ingin mudah untuk menjemput Sa’ad bin Mu’adz.

Ketika Sa’ad mendengar jika Rasulullah Saw mengobarkan
perang dengan Bani Quraizah, beliau berdoa,

“Ya Allah, Engkau Yang Maha Tahu, tidak satu pun yang
begitu ingin aku perangi karena Engkau, selain kaum yang mendustakan dan
mengusir Rasul-Mu. Ya Allah, aku sungguh yakin, jika Engkau telah mengobarkan
peperangan di antara kami dan mereka.

Jika masih ada peperangan dengan kaum Quraisy, berilah
diriku kesempatan untuk memerangi mereka, karena Engkau. Jika Engkau
mengobarkan peperangan, izinkan aku mengikutinya, dan biarkan aku mati di
sana.”

Untuk mengetahui kisah kehidupan Sa’ad Bin Mu’adz, silahkan
lihat di sini.

 

Kisah Sa’ad Bin Mu’adz dengan makamnya

Seusai memberikan hukuman kepada Bani Quraizah, Sa’ad yang
tengah sekarat akibat luka di medan perang. Beliau akhirnya wafat di pangkuan
Rasulullah Saw, dengan hati yang ridho.

Selanjutnya, beliau dimakamkan di pusat pemakaman Baqi. Ada
kisah yang menarik tentang hal ini. Diriwayatkan, jika ada perdebatan dengan
tentang kondisi makam beliau. Para munafiq mengatakan, jika beliau tengah
dimurkai Allah Swt karena menjatuhkan hukuman yang tak seharusnya diberikan
pada Bani Quraizah.

Untuk mengetahui tentang kisah kuburan Sa’ad Bin Mu’adz yang
sempit, silahkan lihat di sini.

 

Kisah Sa’ad Bin Mu’adz yang mengetarkan Arsy

Dalam sebuah riwayat disebutkan, ketika jenazah Sa’ad Bin
Mu’adz berada di hadapan manusia, para munafikin mengatakan, “Sungguh ringan
sekali jenazahnya.”

Kemudian, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya, para
malaikat lah membawa jenazahnya (Sa’ad Bin Mu’adz), dan Arsy Allah Swt
bergoncang karenanya.”

Di dalam riwayat lain, Nabi Saw bersabda,

 

 اهْتَزَّ
الْعَرْشُ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ

 

“Singgasana Allah Swt bergoncang, karena kematian Sa’ad bin
Muadz” (HR al-Bukhari)

 

Sa’ad bin Abi Waqash menceritakan, ketika Sa’ad bin Mu’adz
wafat setelah perang Khandaq, Rasulullah Saw tergesa-gesa keluar dari rumah,
sampai memutuskan tali sandalnya, dan tidak membenarkannya. Beliau Saw juga
tidak melilitkan kembali selendangnya yang terurai, dan bahkan tidak menyapa
seorang pun.

Orang-orang bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau
mengabaikan kami?”

Beliau Saw menjawab, “Aku khawatir malaikat akan mendahului
kita, untuk memandikan jenazah Sa’ad bin Mu’adz. Seperti halnya ia mendahului
kita, memandikan jenazah Hanzhalah.” (Riwayat dari Abu Na’im)

 

Dalam riwayat lain diceritakan, jika Malaikat Jibril menemui
Nabi Saw yang berada di rumah, lalu bertanya, “Siapakah hamba shalih yang
wafat, sehingga pintu-pintu langit terbuka untuknya, dan ‘Arsy bergetar?”

Nabi Saw kemudian keluar, dan mengetahui jika Sa’ad bin
Mu’adz telah wafat. (HR Al-Baihaqi dari Jabir)

 

Riwayat lainnya disebutkan, jika Rasulullah Saw pernah
bersabda tentang Sa’ad bin Mu’adz,

“Sa’ad telah mengguncangkan ‘Arsy, dan jenazahnya
diantar 70.000 Malaikat.” (HR Al-Baihaqi dari Ibnu Umar)

 

Juga disebutkan, Rafi’ Al-Zargi menceritakan jika salah
seorang kaumnya memberi tahu, bahwa Jibril telah mendatangi Nabi Saw di tengah
malam, dengan mengenakan ikat kepala dari sutra tebal. Lalu, Jibril bertanya,

“Jenazah siapa gerangan yang telah membuka pintu langit,
dan menggoncang Arsy?”

Beliau Saw segera berdiri, menemui Sa’ad bin Mu’adz, dan
menemukannya telah gugur. (HR Al-Baihaqi)

 

Dalam riwayat lain, Hasan Al-Bashri berkata, “Sa’ad bin
Mu’adz telah mengguncangkan ‘Arsy (milik) Dzat Yang Maha Pengasih, karena
gembira dengan kedatangan ruh-nya.” (HR Al-Baihaqi)

 

Muslimah bin Aslam bin Harisy bercerita,

“Rasulullah Saw memasuki rumah Sa’ad. Tapi, tak ada
seorang pun di dalamnya, kecuali Sa’ad yang ditutupi kain. Kemudian, aku
(Muslimah) melihat Beliau Saw melangkah dan memberi isyarat kepadaku, agar
berhenti. Aku berhenti dan mundur ke belakang, beliau duduk sebentar lalu
keluar.

Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, aku tidak melihat seorang pun
di sana, namun aku melihatmu melangkah.’

Beliau menjawab, ‘Aku tidak bisa duduk, sampai salah satu malaikat
melepaskan salah satu sayapnya’.” (HR Ibnu Sa’ad)

 

Di riwayat lain disebutkan ketika Sa’ad bin Mu’adz wafat,
Rasulullah aw menggenggam kedua lutut Sa’ad, lalu berkata,

“Malaikat masuk, tapi tidak mendapatkan tempat duduk. Maka,
aku lapangkan tempat untuknya.”

Ketika orang-orang mengusung jenazah Sa’ad bin Mu’adz, yang
pada masa hidupnya beliau adalah orang yang paling besar dan tinggi. Lalu,
salah seorang munafik berkata, “Kami belum pernah mengusung jenazah yang
lebih ringan, daripada hari ini.”

Lalu, Nabi Saw bersabda, “Jenazah Sa’ad bin Mu’adz
disaksikan 70.000 Malaikat, yang tidak menginjak bumi sama sekali.”
(Riwayat Abu Na’im dari Asy’at bin Ishaq bin Sa’ad bin Abi Waqash).

 

Diceritakan pula, ketika mengusung jenazah Sa’ad, orang-orang
mengatakan, “Ya Rasulullah, kami belum pernah mengusung jenazah yang lebih
ringan daripada ini.”

Beliau Saw menjelaskan, “Kalian merasa ringan, karena
Malaikat telah turun tangan (membantumu). Padahal sebelumnya, mereka belum
pernah ikut mengusung jenazah bersama-sama kalian.” (Riwayat Ibnu Sa’ad
dari Mahmud bin Lubaid)

 

Muhammad bin Syarahbil bin Hasanah menceritakan; jika pada
hari itu, orang-orang mengambil tanah dari kuburan Sa’ad, dan membawanya
pulang. Setelah pulang, mereka melihat tanah tersebut telah berubah menjadi
minyak wangi.

Rasulullah Saw berkata, “Maha Suci Allah, Maha Suci
Allah.”

Lalu, Beliau mengusapkan minyak wangi itu ke wajahnya, dan
berkata lagi, “Segala puji hanya bagi Allah, kalau ada orang yang selamat
dari himpitan kubur, Sa’ad lah orangnya. Ia dikenai satu himpitan, kemudian
Allah membebaskannya.” (HR Ibnu Sa’ad dan Abu Na’im dari jalur Muhammad
bin Munkadir)

 

Anni Sa’id al-Khudri berkata, “Aku ikut menghadiri
pemakaman Sa’ad. Setiap kami menggali sebongkah tanah di kuburannya, kami
mencium harum (dari) minyak wangi.” (Riwayat Ibnu Sa’ad)

 

Demikianlah kisah-kisah karomah Sa’ad bin Muadz, yang membuat
kita tahu apa arti dari sebuah komitmen. Bahkan, beliau membawa komitmen ini
sampai beliau meninggalkan dunia yang fana ini. Untuk menghormati hal tersebut,
para malaikat pun turun untuk memberikan penghormatan kepada Sa’ad.

 

Wallohu’alam

Leave a Comment